Mahajitu, juga dikenal sebagai “Segel Besar” atau “Simbol Besar”, adalah simbol misterius dan kuat yang telah digunakan selama berabad-abad di berbagai budaya di seluruh dunia. Meskipun sejarahnya panjang dan penggunaannya tersebar luas, asal muasal Mahajitu masih diselimuti misteri.
Lambang Mahajitu terdiri dari sebuah lingkaran tengah yang dikelilingi oleh delapan lingkaran yang saling bertautan, membentuk suatu desain yang rumit dan rumit. Lingkaran di tengah dikatakan melambangkan hakikat ketuhanan atau sumber segala ciptaan, sedangkan lingkaran di sekelilingnya melambangkan keterhubungan dan saling ketergantungan segala sesuatu di alam semesta.
Salah satu penggambaran simbol Mahajitu yang paling awal diketahui dapat ditemukan dalam teks-teks Hindu dan Budha kuno, yang sering dikaitkan dengan konsep pencerahan dan kebangkitan spiritual. Dalam tradisi-tradisi ini, simbol diyakini mewakili realitas tertinggi atau kebenaran yang ada di luar dunia fisik.
Asal usul Mahajitu diyakini berasal dari India kuno, yang digunakan sebagai simbol suci dalam berbagai praktik keagamaan dan spiritual. Seiring berjalannya waktu, simbol tersebut menyebar ke wilayah lain di Asia, termasuk Tibet, Tiongkok, dan Jepang, di mana simbol tersebut menjadi elemen sentral dalam tradisi esoterik dan mistik.
Dalam Buddhisme Tibet, Mahajitu dikenal sebagai “Dorje Gyatso” atau “Samudra Vajra”, dan digunakan sebagai simbol sifat realitas yang tidak dapat dihancurkan dan tidak berubah. Hal ini sering digambarkan dalam mandala yang rumit dan digunakan dalam latihan meditasi untuk membantu praktisi mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat keberadaan.
Dalam Taoisme Tiongkok, Mahajitu dikenal sebagai simbol “Taiji” atau “Yin-Yang”, yang mewakili sifat dualistik keberadaan dan keseimbangan kekuatan yang berlawanan di alam semesta. Simbol digunakan untuk melambangkan keterhubungan segala sesuatu dan keselarasan yang dapat dicapai melalui penyatuan hal-hal yang berlawanan.
Dalam Shintoisme Jepang, Mahajitu dikenal sebagai “EnsÅ” atau “Lingkaran Pencerahan”, dan digunakan sebagai simbol kesempurnaan, penyelesaian, dan pencerahan. Simbol ini sering digambarkan sebagai lingkaran sederhana yang digambar dengan satu sapuan kuas, melambangkan kesatuan segala sesuatu dan potensi pertumbuhan dan transformasi yang tak terbatas.
Meskipun digunakan secara luas dan penting dalam berbagai tradisi spiritual, asal muasal Mahajitu yang sebenarnya masih menjadi misteri. Beberapa ahli percaya bahwa simbol tersebut mungkin berasal dari Mesopotamia atau Mesir kuno, sementara yang lain berpendapat bahwa simbol tersebut mungkin terinspirasi oleh fenomena langit seperti pergerakan bintang atau pola alam.
Terlepas dari asal-usulnya, Mahajitu tetap menjadi simbol yang kuat dan penuh teka-teki yang terus menimbulkan kekaguman dan keheranan bagi mereka yang merenungkan maknanya. Baik digunakan dalam meditasi, doa, atau sebagai motif dekoratif, simbol Mahajitu berfungsi sebagai pengingat akan keterhubungan segala sesuatu dan sifat abadi alam semesta.